Menggenggam impian
Assalamualaikum teman-teman
Setelah sekian lama tidak menulis di blog ini saya mencoba kembali menulis sembari mengisi waktu kosong di sela-sela libur semester kali ini…
Tulisan kali ini saya ambil dari buku yang pernah saya baca tentang bagaimana seorang pemimpin bernama Lee Kuan Yew seorang perdana menteri Singapura pertama mengubah negara Singapura kala itu…
Saya mulai dengan pertanyaan “ Apa yang ada di dalam pikiran Lee Kuan Yew di kala melihat singapura tahun 60-an ? di awal dirinya memegang tampuk pemerintahan di Singapura ?”
Persoalannya lebih pelik dan lebih parah dibandingkan apa yang sedaang kita hadapi.Negara yang tidak memiliki kekayaan apapun , tidak punya sumber daya alam, perilaku bangsanya malas, jorok, dan pola pikirnya sempit.
Setiap minggu tidak heran ada mayat terbujur penuh luka diselokan. Penyakit di mana-mana dan tidak ada sumber mata pencaharian bagi penduduk Singapura kala itu.
Tahu apa yang Lee Kuan Yew lakukan ? Dia berpikir, masyarakat Singapura harus memiliki wisi yang jelas. Memiliki Semangat yang sama , memajukan bangsa.Lagu kebangsaan Singapura mencerminkan semangat tersebut, ‘ Majulah Singapura’.
Tidak ada hal terbaik yang bisa dilakukan kecuali memberikan sesuatu dipikiran setiap penduduk Singapura di kala itu. Dia meletakkan ‘impian’. Dia membuat banyak foto berukuran postcard atau kartu ucapan.
Foto itu berisi gambar-gambar yang indah di negeri Eropa yang maju,sejahtera, dan indah. Gambar anak yang bermain ayunan tertawa bahagia , keluarga yang riang sedang tamasya, gambar rumah sakit yang bersih, gambar lingkungan yang tertata rapi, gambar anak bersekolah dengan senyum ceria, bangunan megah dan indah, serta kota gemerlap penuh keceriaan di Eropa.
Lee Kuan Yew membawa gambar itu keseluruh negeri, ditunjukkannya ke semua penduduk di pelosok sekalipun. Dia perlihatkan, inilah Singapura nantinya . Inilah Gambaran Singapura kedepan.
Dia jadikan gambar itu sebagai visi bersama , impian bersama. Dengan Syarat , kedepannya bangsa Singapura harus percaya pada impian tersebut. Jangan pernah menyerah, selalu semangat , terus pegang visi tersebut erat-erat. Percaya visi itu akan terjadi.
Puncaknya 35 tahun kemudian, 5 tahun setelah Lee tidak lagi menjadi perdana menteri , ada sebuah pesta bersama yang diselenggarakan besar-besaran di malam tahun baru di seluruh Singapura.
Sebuah karnaval keceriaan yang dipuncaki dengan teriakan menggema di seluruh antero Singapura bersama-sama . Mereka mengatakan, ‘ Yes,we’ve arrived!’ Ya, mereka tiba ditempat yang sama dengan gambaran yang mereka lihat 35 tahun yang lalu.
Akhirnya , ada sebuah pertanyaan yang selalu ada di benak kita…
Punyakah kita impian sebesar itu? Percayakah kita pada impian itu ? Apakah orang di sekeliling kita memiliki impian bersama tersebut??
Komentar
Posting Komentar